Saat ini
sudah banyak perusahaan yang menerapkan program program tanggung jawab sosial.
Mulai dari perusahaan yang terpaksa menjalankan program tanggung jawab
sosial-nya karena peraturan yang ada, sampai perusahaan yang benar-benar serius
dalam menjalankan program tanggung jawab sosial dengan mendirikan yayasan
khusus untuk program program tanggung jawab sosial mereka. Berdasarkan konsep
Triple Bottom Line (John Elkington, 1997) atau tiga faktor utama operasi dalam
kaitannya dengan lingkungan dan manusia (People, Profit, and Planet), program
tanggung jawab sosial penting untuk diterapkan oleh perusahaan karena
keuntungan perusahaan tergantung pada masyarakat dan lingkungan.
Perusahaan
tidak bisa begitu saja mengabaikan peranan stakeholders (konsumen, pekerja,
masyarakat, pemerintah, dan mitra bisnis) dan shareholders dengan hanya
mengejar profit semata. Jika perusahaan mengabaikan keseimbangan Triple Bottom
Line maka akan terjadi gangguan pada manusia dan lingkungan sekitar perusahaan
yang dapat menimbulkan reaksi seperti demo masyarakat sekitar atau kerusakan
lingkungan sekitar akibat aktifitas perusahaan yang mengabaikan keseimbangan
tersebut. Jadi, ada atau tidaknya sebuah peraturan yang mewajibkan sebuah perusahaan
yang menjalankan program tanggung jawab sosial atau tidak sebenarnya tidak akan
terlalu membawa perubahan karena jika perusahaan tidak menjaga keseimbangan
antara people, profit, dan planet maka cepat atau lambat pasti akan timbul
reaksi dari pihak yang dirugikan kepada perusahaan tersebut.
Banyak cara
bisa dilakukan perusahaan untuk menerapkan program tanggung jawab sosial dan
tetap menjaga keseimbangan Triple Bottom Line. Beberapa contoh perusahaan yang
telah menerapkan program program tanggung jawab sosial antara lain :
PT Freeport
Indonesia mengklaim telah menyediakan layanan medis bagi masyarakat Papua
melalui klinik-klinik kesehatan dan rumah sakit modern di Banti dan Timika. Di
bidang pendidikan, PT Freeport menyediakan bantuan dana pendidikan untuk
pelajar Papua, dan bekerja sama dengan pihak pemerintah Mimika melakukan
peremajaan gedung-gedung dan sarana sekolah. Selain itu, perusahaan ini juga
melakukan program pengembangan wirausaha seperti di Komoro dan Timika.
Melalui
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Pertamina terlibat dalam aktivitas
pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat, terutama di bidang pendidikan,
kesehatan dan lingkungan. Pada aspek pendidikan, BUMN ini menyediakan beasiswa
pelajar mulai dari tingkatan sekolah dasar hingga S2, maupun program
pembangunan rumah baca, bantuan peralatan atau fasilitas belajar. Sementara di
bidang kesehatan Pertamina menyelanggarakan program pembinaan posyandu,
peningkatan gizi anak dan ibu, pembuatan buku panduan untuk ibu hamil dan menyusui
dan berbagai pelatihan guna menunjang kesehatan masyarakat. Sedangkan yang
terkait dengan persoalan lingkungan, Pertamina melakukan program kali bersih
dan penghijauan seperti pada DAS Ciliwung dan konservasi hutan di Sangatta.
PT HM
Sampoerna, salah satu perusahaan rokok besar di negeri ini juga menyediakan
beasiswa bagi pelajar SD, SMP, SMA maupun mahasiswa. Selain kepada anak-anak
pekerja PT HM Sampoerna, beasiswa tersebut juga diberikan kepada masyarakat
umum. Selain itu,melalui program bimbingan anak Sampoerna, perusahaan ini
terlibat sebagai sponsor kegiatan-kegiatan konservasi dan pendidikan
lingkungan.
PT Coca Cola
Bottling Indonesia melalui Coca Cola Foundation melakukan serangkaian aktivitas
yang terfokus pada bidang-bidang: pendidikan, lingkungan, bantuan infrastruktur
masyarakat, kebudayaan, kepemudaan, kesehatan, pengembangan UKM, juga pemberian
bantuan bagi korban bencana alam.
PT Bank
Central Asia, Tbk berkolaborasi dengan PT Microsoft Indonesia menyelenggarakan
pelatihan IT bagi para guru SMP dan SMA negeri di Tanggamus, Lampung. Pelatihan
ini sebagai pelengkap dari pemberian bantuan pendirian laboratorium komputer
untuk beberapa SMP dan SMA di Gading Rejo, Tanggamus yang merupakan bagian dari
kegiatan dalam program Bakti BCA.
Astra Group,
melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra menyebutkan bahwa mereka telah melakukan
program pemberdayaan UKM melalui peningkatan kompetensi dan kapasitas produsen.
Termasuk di dalam program ini adalah pelatihan manajemen, studi banding,
magang, dan bantuan teknis. Di luar itu, grup Astra juga mendirikan Yayasan
Toyota dan Astra yang memberikan bantuan pendidikan. Yayasan ini kemudian
mengembangkan beberapa program seperti: pemberian beasiswa, dana riset,
mensponsori kegiatan ilmiah universitas, penerjemahan dan donasi buku-buku
teknik, program magang dan pelatihan kewirausahaan di bidang otomotif.
Sumber :
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/01/25/implementasi-tanggung-jawab-sosial-perusahaan-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar